Jumat, 11 Maret 2011

Strategi Usaha

Prospek UMKM Indonesia di tahun 2010 terlihat lebih terang. Tahun 2009, industri kreatif Indonesia telah tumbuh secara signifikan. Namun ada hantu, sekaligus tantangan. Tahun 2013 akan dimulainya penerapan perdagangan bebas di wilayah ASEAN. Mau tidak mau, kompetensi SDM dan kualitas produk UMKM harus sudah siap bersaing di pasar bebas ASEAN, dan dunia.

Sejak krisis global yang terjadi September tahun 2008 lalu, yang menghantam Amerika, Eropa, Jepang dan belahan dunia lainnya, tetapi bagi Indonesia ‘terselamatkan’ karena rendahnya kiprah Indonesia di kancah perdagangan dunia.




Pesta demokrasi yang terjadi sepanjang tahun 2008 dan 2009, memicu konsumsi internal dalam negeri yang luar biasa. Dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta manusia, konsumsi internal ini memicu perekonomian domestik relative stabil, sementara di negara-negera merasakan keparahan yang luar biasa.



Beberapa data berikut dapat menjelaskannya. Ditinjau dari ekspor (non migas), selama triwulan pertama tahun 2009, terjadi penurunan nilai dan volume eskpor secara nasional yang drastis. Bahkan boleh dikatakan mencapai titik terendah. Ekspor (non migas) pada bulan Januari dan Pebruari 2009 hanya mencapai sekitar 6,5 milliar US dollar, sesudah itu secara perlahan-lahan ekspor mulai mengalami peningkatan. Terakhir, pada bulan Oktober ekspor mencapai nilai ekspor tertinggi, yaitu mencapai 10 milliar US dollar.



Secara akumulatif, jika dibandingkan dengan tahun 2008 lalu, tahun 2009 ekspor Indonesia menurun 22,31 persen, namun yang menarik fenomena yang terjadi pada bulan September dan Oktober Tahun 2009, dimana ekspor mengalami peningkatan yang sangat luar biasa besar. Meningkat 20,72 persen bila ditinjau dan dibandingkan dari bulan September 2009 ke Oktober 2009, dan meningkat 10,12 persen jika diperbandingkan antara ekspor bulan Oktober 2008 dengan Oktober 2009.



Dua bulan terakhir ini dapat menjadi hal yang menggembirakan. Setidaknya ‘terbaca’ bahwa ekspor non migas, yang sebagian besar dilakukan oleh UMKM terus tumbuh. Tetapi ada suatu hal yang harus diperhatikan, yaitu soal kualitas. Baik kualitas produk, kualitas layanan, maupun kualitas distribusi.



Badan-badan riset, perguruan tinggi, serta pihak-pihak yang terkait harus memancarkan sinergi bersama untuk mendukung peningkatan ekspor, dan memperluas pemasaran produk-produk UMKM Indonesia, bukan hanya di pasar domestik, tetapi harus mencapai pasar global. Penerapan dari penemuan, penelitian dan hasil tehnologi terapan yang inovatif dari pusat-pusat kajian dan perguruan tinggi harus mulai diterapkan dalam proses produksi, dan pemasaran produk-produk UMKM. Pemerintah juga harus mendukung UMKM, dengan mengedukasi system pemasaran online dalam penjualan produk secara missal dan seluas-luasnya sehingga upaya percepatan pemasaran produk-produk UKM dapat segera dilakukan.



Penyediaan trading house, pembelajaran aplikasi tehnologi dalam produksi dan pemasaran, pengelolaan dan manajemen modern yang dilakukan secara terintegrasi dan terus menerus akan mampu membawa UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar bebas ASEAN dan global.



Trading house harus secepatnya mendapat perhatian sebagai pintu saluran ekspor produk UMKM Indonesia, karena akan mampu memicu supply and demand driven, mengantisipasi nilai jual serta beredarnya kualitas produk UMKM yang rendah.



Pemerintah Pusat dan Daerah diharapkan dapat menjalankan kebijakan yang terintegrasi, dan mendukung pengembangan UMKM Indonesia. Penataan pasar-pasar tradisional secepatnya, lokalisasi usaha dengan dukungan akses yang memadai, serta penyediaan infrastruktur yang berpihak kepada UMKM dapat memberikan nilai tambah dan daya saing UMKM dalam ‘bertarung’ dengan berbagai produk asing yang datang. Yang harus diingat, jangan meniadakan dan menggusur sarana pemasaran produk-produk lokal yang mayoritas berasal dari UMKM.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com